22 Oktober 2024 – Prof. Satryo S. Nugroho dilantik sebagai Menteri Pendidikan dan Kebudayaan, Riset, dan Teknologi (Mendikti) Saintek dalam sebuah acara yang dihadiri oleh berbagai tokoh penting dan praktisi akademis. Dalam pidatonya, Prof. Satryo menyoroti kondisi lapangan pekerjaan setelah muncul teknologi Artificial Intelligence (AI).
Dikutip melalui Kompas.com Prof. Satryo mengungkapkan kekhawatirannya terkait tantangan yang dihadapi oleh lulusan perguruan tinggi dalam memasuki dunia kerja. Ketidaktahuan terkait pekerjaan apa yang masih relevan tahun 2030, karena perkembangan AI yang demikian besar dan hampir semua lini pekerjaan sudah digantikan oleh mesin-mesin learning. Ia melihat perlunya kolaborasi antara institusi pendidikan, industri, dan pemerintah untuk menciptakan ekosistem yang mendukung pengembangan keterampilan yang relevan dengan kebutuhan pasar.
Dalam upaya memperkuat lapangan pekerjaan di sektor Saintek, Mendikti mengajak para akademisi untuk lebih aktif dalam penelitian dan inovasi. Ia menyarankan agar lembaga pendidikan tinggi fokus pada penelitian yang tidak hanya mendatangkan prestasi akademik tetapi juga memberikan solusi praktis untuk masalah yang dihadapi oleh masyarakat dan industri.
Selain memperkuat penelitian dan inovasi, Prof. Satryo menggarisbawahi bahwa perguruan tinggi perlu memperluas kolaborasi nyata dengan industri serta memberikan pengalaman praktik lebih banyak kepada mahasiswa selama masa studi.
Tantangan di lapangan kerja saat ini tidak hanya menuntut keterampilan teknis, tetapi juga kemampuan beradaptasi dan berinteraksi efektif dalam lingkungan kerja yang dinamis. Soft skills seperti komunikasi, kepemimpinan, dan kemampuan berkolaborasi menjadi kunci penting yang sering kali belum diasah sepenuhnya dalam kurikulum akademis. Kurangnya pengalaman praktis ini memperumit langkah lulusan baru untuk menghadapi kenyataan dunia kerja yang semakin kompetitif.
Perlu bagi perguruan tinggi diharapkan melakukan evaluasi menyeluruh terhadap program studinya secara berkelanjutan. Salah satu langkah konkret yaitu melakukan tracer study, seperti penelitian tentang karir para lulusan di dunia kerja. Hasil tracer study dapat memberi wawasan tentang kompetensi apa yang perlu diperkuat dalam kurikulum berdasarkan data nyata dari perusahaan mengenai kebutuhan keterampilan terkini. Dengan demikian, perguruan tinggi dapat menyelaraskan kurikulum dengan kompetensi yang paling dibutuhkan oleh industri, serta menyesuaikan metode pengajaran yang lebih responsif dan efektif.
Untuk memudahkan pengumpulan data ini, perguruan tinggi dapat memanfaatkan teknologi sistem informasi akademik yang modern dan terintegrasi, seperti SIAKAD 4.0 dari Mataer Digital. Dengan fitur tracer study didalam platform ini, perguruan tinggi dapat dengan mudah melacak perkembangan karir alumni dan memonitor hasil tracer study secara efektif.
SIAKAD 4.0 memungkinkan perguruan tinggi melakukan pengumpulan data secara terstruktur, mengatur kepada siapa survei akan dikirim, sehingga data yang terkumpul dapat tepat sasaran dan relevan. Selain itu, kemudahan akses pada data ini memungkinkan perguruan tinggi untuk membuat keputusan berbasis data dengan lebih cepat, akurat, dan relevan sesuai tuntutan dunia kerja
Selain itu, perguruan tinggi perlu berkolaborasi menjalin kemitraan dengan berbagai sektor industri. Hal ini juga dapat menjadi langkah strategis yang dapat memperkuat daya saing lulusan. Kemitraan ini tidak hanya dalam bentuk magang atau kerja sama riset, tetapi juga kolaborasi dalam merancang kurikulum berbasis kebutuhan industri.
Tingkatkan daya saing lulusan perguruan tinggi anda dengan mengadopsi SIAKAD 4.0 dari Mataer Digital untuk mendukung pengumpulan data melalui tracer study. Pastikan lulusan Anda siap menghadapi perubahan era AI!
Hubungi kami di 085731238294 untuk konsultasi lebih lanjut!