Dalam era digitalisasi kelembagaan modern, aspek kepercayaan (trust), akuntabilitas (accountability), dan transparansi (transparency) menjadi pondasi utama dalam membangun tata kelola organisasi yang kredibel dan berkelanjutan. Nilai-nilai tersebut tidak hanya relevan bagi lembaga sosial keagamaan seperti lembaga amil zakat, tetapi juga sangat penting bagi lembaga pendidikan tinggi yang kini semakin bergantung pada sistem informasi terpadu seperti Enterprise Resource Planning (ERP). Dalam konteks ini, perusahaan seperti PT Mataer Digital Nusantara, yang bergerak dalam penyediaan solusi ERP untuk universitas, memegang peranan strategis dalam mewujudkan tata kelola digital yang berintegritas dan berlandaskan nilai amanah.
Artikel ilmiah berjudul “Driving Zakat Payment Decision in the Indonesian Zakat Institution: The Role of Shariah Audit, Accountability, and Trust” (Nuriftinani & Mardian, 2025) menguraikan bagaimana penerapan audit syariah, akuntabilitas, dan transparansi berpengaruh terhadap keputusan masyarakat untuk membayar zakat melalui lembaga resmi seperti Inisiatif Zakat Indonesia (IZI). Penelitian tersebut membuktikan bahwa ketiga faktor tersebut secara signifikan meningkatkan kepercayaan muzaki (pembayar zakat), yang pada gilirannya memperkuat kepatuhan sosial dalam berzakat.
Melalui perspektif ekonomi Islam dan tata kelola digital, tulisan ini berupaya menghubungkan temuan penelitian tersebut dengan proses bisnis PT Mataer Digital Nusantara. Argumennya sederhana namun kuat: sebagaimana lembaga zakat membutuhkan audit syariah dan transparansi untuk membangun kepercayaan publik, lembaga pendidikan tinggi juga membutuhkan ERP yang akuntabel, transparan, dan etis untuk menjaga kepercayaan sivitas akademika dan masyarakat. Oleh karena itu, PT Mataer Digital Nusantara tidak hanya menjadi penyedia teknologi, tetapi juga enabler kepercayaan, integritas, dan nilai kebermanfaatan sosial dalam dunia pendidikan.
Permasalahan dalam Ekosistem ERP Pendidikan
Universitas dan institusi pendidikan tinggi di Indonesia sering menghadapi tantangan serius dalam tata kelola administratif dan keuangan. Banyak kampus masih mengandalkan sistem informasi yang terpisah antar-unit, seperti keuangan, akademik, dan sumber daya manusia. Akibatnya, muncul berbagai masalah seperti duplikasi data, kesalahan laporan, dan sulitnya proses audit keuangan secara menyeluruh. Dalam konteks pelaporan keuangan, lemahnya integrasi data berpotensi menciptakan ketidaksesuaian laporan yang menurunkan kredibilitas universitas di mata regulator maupun masyarakat.
Masalah utama lainnya adalah kurangnya transparansi dalam pengelolaan dana pendidikan. Mahasiswa dan orang tua sering kali tidak memiliki akses terhadap laporan keuangan kampus, sementara pihak yayasan dan rektorat juga kerap menghadapi kendala dalam memastikan setiap dana dikelola secara efisien dan sesuai peraturan. Di sinilah krisis kepercayaan mulai muncul—fenomena yang mirip dengan rendahnya partisipasi muzaki dalam menyalurkan zakat ke lembaga resmi akibat rendahnya transparansi dan akuntabilitas lembaga zakat.
Jika lembaga zakat kehilangan kepercayaan muzaki karena lemahnya tata kelola, maka universitas pun dapat kehilangan kepercayaan mahasiswa, donatur, dan pemerintah apabila sistem informasinya tidak kredibel. Karena itu, digitalisasi tata kelola kampus melalui ERP bukan sekadar transformasi teknologi, melainkan transformasi nilai.
Pembelajaran dari Studi Zakat IZI
Penelitian Nuriftinani dan Mardian (2025) menawarkan pelajaran mendalam tentang bagaimana kepercayaan dapat dibangun melalui governance system yang terukur. Studi tersebut menunjukkan bahwa implementasi audit syariah di lembaga zakat berpengaruh positif terhadap tingkat kepercayaan publik. Audit syariah memastikan bahwa seluruh aktivitas lembaga berjalan sesuai dengan prinsip-prinsip Islam yang menekankan kejujuran, keadilan, dan tanggung jawab sosial.
Selain itu, akuntabilitas terbukti menjadi faktor penting yang meningkatkan kepercayaan muzaki. Ketika lembaga zakat secara terbuka melaporkan penggunaan dana dan hasil distribusi zakat, muzaki akan merasa yakin bahwa dana mereka tersalurkan dengan benar. Transparansi juga menjadi faktor pelengkap yang memperkuat hubungan antara lembaga dan publik. Walaupun dalam penelitian IZI efek transparansi tidak selalu signifikan secara statistik, secara konseptual nilai ini tetap fundamental dalam membangun reputasi lembaga.
Konsep ini dapat dianalogikan dengan ekosistem pendidikan tinggi. Mahasiswa, dosen, dan pemangku kepentingan lain adalah “muzaki” dalam sistem universitas yang menyalurkan kepercayaan dan sumber daya (uang kuliah, beasiswa, hibah riset). Sedangkan universitas berperan sebagai “lembaga amil” yang wajib menjaga kepercayaan tersebut melalui pelaporan keuangan yang akurat dan transparan. Dalam analogi ini, ERP berfungsi sebagai “shariah audit system” digital yang mengawal integritas data dan proses bisnis kampus.
Tantangan Implementasi ERP pada PT Mataer Digital Nusantara
Bagi PT Mataer Digital Nusantara, yang mengembangkan dan menyediakan sistem ERP untuk universitas, tantangan tidak hanya bersifat teknis tetapi juga konseptual. Dari sisi teknologi, tantangan terbesar adalah menciptakan integrasi lintas modul—akademik, keuangan, kepegawaian, dan aset—dalam satu arsitektur data yang terstandar dan audit-ready. Sistem harus mampu memberikan traceability terhadap setiap transaksi agar proses audit, baik internal maupun eksternal, dapat berjalan transparan.
Dari sisi kelembagaan, banyak universitas belum memiliki budaya transparansi data. Sebagian pimpinan kampus masih menganggap keterbukaan laporan sebagai ancaman, bukan kebutuhan tata kelola. Selain itu, kesenjangan kompetensi digital dan literasi keuangan membuat implementasi ERP sering kali berhenti pada tahap input data, bukan analisis dan akuntabilitas.
Sementara itu, tantangan normatif bagi PT Mataer Digital Nusantara adalah bagaimana membangun sistem ERP yang selaras dengan prinsip syariah dan etika sosial. Hal ini penting terutama bagi universitas Islam atau perguruan tinggi yang menerima dana zakat, infaq, dan wakaf. ERP yang dikembangkan harus tidak hanya memenuhi standar PSAK, tetapi juga mendukung audit syariah sebagaimana diatur dalam regulasi Kementerian Agama.
Potensi dan Solusi Perspektif Shariah Governance
Konsep Shariah Governance menekankan tiga hal utama: kepatuhan terhadap prinsip syariah, akuntabilitas publik, dan transparansi informasi. Dalam konteks ERP pendidikan, ketiganya dapat diintegrasikan melalui desain sistem yang meniru mekanisme audit syariah di lembaga zakat. ERP dapat dilengkapi dengan audit trail digital, compliance dashboard, transparansi publik, dan accountability linkage.
Dengan integrasi seperti itu, ERP tidak lagi sekadar sistem administratif, tetapi menjadi digital trust infrastructure bagi dunia pendidikan. Bagi PT Mataer Digital Nusantara, pendekatan ini memperkuat positioning perusahaan sebagai penyedia solusi ERP berbasis etika dan nilai keislaman.
Proses Bisnis PT Mataer Digital Nusantara dan Korelasi terhadap Zakat
Secara bisnis, PT Mataer Digital Nusantara beroperasi dalam ekosistem Business-to-Institution (B2I), di mana klien utamanya adalah universitas dan lembaga pendidikan. Proses bisnis Mataer mencakup: (1) pengembangan sistem ERP; (2) implementasi dan pelatihan pengguna; (3) pemeliharaan sistem; dan (4) layanan audit data serta peningkatan keamanan informasi.
Keterkaitan proses bisnis ini dengan konsep zakat terletak pada dimensi tanggung jawab sosial dan moral. Dalam Islam, zakat tidak sekadar kewajiban finansial, tetapi juga representasi dari tanggung jawab sosial atas amanah rezeki yang diperoleh. Secara paralel, bagi Mataer, setiap proyek ERP adalah amanah digital yang harus dijaga dengan prinsip kejujuran, keadilan, dan kemanfaatan.
ERP yang dikembangkan Mataer juga dapat menjadi enabler pengelolaan zakat digital di kampus. Banyak universitas Islam memiliki unit pengelola zakat, infaq, dan wakaf (ZISWAF) yang membutuhkan sistem pelaporan digital. Mataer dapat menyediakan modul ZISWAF Management System untuk membantu universitas mengelola dana sosial dengan transparan dan sesuai PSAK 109. Dengan demikian, ERP bukan hanya mencatat transaksi bisnis, tetapi juga menjadi instrumen kebermanfaatan sosial yang mendukung penyaluran zakat.
Studi Kasus Hipotetik: ERP untuk Universitas Islam
Untuk menggambarkan implementasi nilai zakat, audit syariah, dan akuntabilitas dalam konteks ERP pendidikan, dapat dikemukakan studi kasus hipotetik di sebuah universitas Islam yang menjadi klien PT Mataer Digital Nusantara. Universitas tersebut memiliki berbagai sumber pendanaan, seperti dana pendidikan mahasiswa, hibah riset, beasiswa, hingga zakat profesi dosen dan staf. Melalui penerapan ERP Mataer, universitas dapat mengintegrasikan seluruh transaksi keuangan dalam satu sistem dengan modul akuntansi syariah, dashboard audit digital, portal transparansi publik, dan sistem amanah digital.
Dari sudut pandang teori yang digunakan dalam artikel IZI, yaitu Theory of Reasoned Action (TRA), kepercayaan publik terhadap lembaga sangat dipengaruhi oleh keyakinan bahwa lembaga tersebut menjalankan aktivitasnya dengan jujur dan transparan. Prinsip yang sama berlaku pada dunia pendidikan. Ketika universitas mampu menunjukkan kejelasan dan keterbukaan dalam pengelolaan dana, maka kepercayaan mahasiswa, dosen, dan mitra industri akan meningkat.
Implikasi Strategis bagi PT Mataer Digital Nusantara
Temuan dari penelitian IZI menunjukkan bahwa kepercayaan tidak muncul secara spontan, melainkan merupakan hasil dari sistem yang akuntabel dan transparan. ERP yang dikembangkan Mataer dapat menjadi infrastruktur kepercayaan digital yang memungkinkan universitas menunjukkan akuntabilitas publik secara objektif. Sistem ini membantu universitas meningkatkan reputasi di mata pemerintah, akreditasi, dan mitra kerja sama internasional.
Dengan mengintegrasikan nilai-nilai zakat dan audit syariah ke dalam sistem ERP, Mataer dapat memosisikan diri sebagai pelopor ERP Syariah Akademik di Indonesia. Keunggulan ini relevan bagi kampus Islam dan universitas umum yang ingin menegakkan good governance.
Tantangan dan Arah Masa Depan
Meskipun peluang pengembangan ERP berbasis syariah di sektor pendidikan sangat besar, terdapat tantangan yang perlu diperhatikan. Pertama, standarisasi audit digital. Kedua, pengukuran tingkat kepercayaan digital (Digital Trust Index). Ketiga, kolaborasi riset antara pengembang sistem, akademisi, dan lembaga keagamaan. Keempat, integrasi nilai zakat dalam bisnis digital, misalnya melalui digital zakat fund. Terakhir, perubahan budaya organisasi di universitas yang membutuhkan waktu untuk menumbuhkan budaya transparansi.
Monitoring dan Audit Sistem Keuangan Berbasis Zakat
1. Monitoring Finansial Internal: Bisnis PT Mataer Digital Nusantara
Sebagai perusahaan penyedia sistem ERP, Mataer harus memastikan arus keuangan dari proyek-proyek universitas dapat dipantau, dilaporkan, dan diaudit secara akurat. Model pengawasan finansial internal biasanya mencakup:
a. Revenue Stream dan Audit Proyek
Setiap proyek ERP (implementasi di universitas A, B, C, dst.) memiliki cost center dan revenue stream sendiri. Mataer menggunakan modul Project Accounting untuk mencatat biaya SDM, lisensi, pengembangan, serta pendapatan dari kontrak universitas. Proyek diaudit berdasarkan prinsip cost-to-revenue matching, agar tidak ada pengakuan pendapatan sebelum kewajiban proyek terpenuhi.
b. Cash Flow dan Sustainability
Arus kas dari pembayaran universitas harus dikaitkan dengan milestone proyek (misalnya: 30% DP, 50% pasca implementasi, 20% setelah go-live). Monitoring dilakukan secara harian oleh modul Cash Flow Management agar perusahaan tidak mengalami cash mismatch antara pemasukan dan biaya operasional.
c. Zakat Perusahaan dan Tanggung Jawab Sosial
Dari laba bersih tahunan, PT Mataer Digital Nusantara dapat menghitung kewajiban zakat perusahaan (biasanya 2,5% dari aset produktif atau laba bersih). Zakat ini bisa dialokasikan untuk program sosial pendidikan digital, seperti hibah sistem ERP untuk sekolah berbasis pesantren atau universitas kecil. Dengan begitu, monitoring finansial internal bukan hanya mengukur laba, tapi juga menilai maslahah (kebermanfaatan sosial) perusahaan.
2. Monitoring Finansial Eksternal: Sistem ERP untuk Universitas
Di sisi klien (universitas pengguna ERP), Mataer menyediakan fitur monitoring finansial digital yang meniru prinsip audit syariah dan akuntabilitas publik seperti dalam riset zakat IZI.
a. Real-Time Financial Dashboard
Semua transaksi (penerimaan biaya kuliah, hibah, beasiswa, zakat profesi dosen, dana riset) direkam secara real-time. Dashboard menampilkan indikator utama: saldo kas, total penerimaan, realisasi anggaran, dana sosial tersalurkan, dan rasio efisiensi. Dengan mekanisme ini, pimpinan universitas memiliki visibility penuh terhadap keuangan lembaga.
b. Audit Trail dan Akuntabilitas
Setiap transaksi memiliki digital footprint—tanggal, pengguna, sumber, dan bukti digital (invoice, nota, dokumen). Auditor dapat melacak kembali seluruh transaksi tanpa intervensi manual. Ini sejalan dengan konsep Shariah Audit, di mana setiap amanah finansial harus bisa ditelusuri dengan jujur.
c. Budget Control dan Approval Workflow
ERP Mataer dilengkapi workflow approval untuk pengeluaran dana, hibah, atau pembelian aset. Sistem mencegah pengeluaran tanpa otorisasi pimpinan dan memastikan kesesuaian dengan Rencana Anggaran Pendapatan dan Belanja Universitas (RAPBU).
d. Integrasi Dana ZISWAF
Untuk kampus Islam, ERP menyediakan ZISWAF Management Module, yang mengelola penerimaan zakat, infaq, sedekah, dan wakaf. Modul ini dilengkapi laporan sesuai PSAK 109 (Akuntansi Zakat, Infak, dan Sedekah) dan dapat diaudit oleh lembaga syariah. Dengan demikian, dana sosial kampus bisa dipantau seperti halnya dana operasional.
e. Financial Reporting dan Compliance
Laporan keuangan yang dihasilkan ERP mengikuti standar PSAK, sekaligus memiliki format tambahan untuk audit syariah. Universitas dapat mengekspor laporan untuk BPK, Kemenag, atau yayasan tanpa pengolahan manual. Ini menciptakan efisiensi dan memperkuat kredibilitas lembaga di mata regulator.
3. Hubungan Monitoring Finansial dengan Nilai Zakat dan Akuntabilitas
Monitoring finansial yang baik sejatinya adalah bentuk ibadah profesional. Zakat mengajarkan bahwa harta harus dikelola dengan amanah dan dilaporkan dengan jujur. Dalam konteks bisnis Mataer dan universitas:
- Setiap transaksi finansial = potensi amanah.
- Setiap laporan keuangan = wujud pertanggungjawaban moral.
- Setiap modul ERP = instrumen untuk menjaga keberkahan harta lembaga.
Dengan sistem monitoring finansial yang berbasis nilai zakat:
- Transparansi menjadi nilai spiritual, bukan sekadar teknis.
- Audit menjadi bentuk hisbah (pengawasan amanah).
- Akuntabilitas menjadi jalan menuju kepercayaan publik.
4. Contoh Siklus Monitoring Finansial di ERP Pendidikan
| Tahapan | Kegiatan | Alat/Modul ERP | Nilai yang Diterapkan |
| Input Dana | Penerimaan biaya kuliah, hibah, zakat dosen | Finance & Receivable | Amanah, kejujuran |
| Alokasi Dana | Penganggaran untuk operasional dan sosial | Budgeting Module | Efisiensi, tanggung jawab |
| Audit dan Pelaporan | Pemeriksaan transaksi dan laporan keuangan | Audit Trail, Reporting | Akuntabilitas |
| Publikasi dan Evaluasi | Laporan keuangan internal & publik | Transparency Portal | Keterbukaan, kepercayaan |
| Evaluasi Spiritual | Pembayaran zakat perusahaan & dana sosial | CSR/Zakat Module | Keberkahan, maslahah |
Monitoring finansial dalam proses bisnis ERP pendidikan yang dijalankan oleh PT Mataer Digital Nusantara tidak berhenti pada efisiensi teknologi. Ia berfungsi sebagai:
- Instrumen akuntabilitas moral, memastikan dana pendidikan dan sosial dikelola dengan amanah.
- Sarana membangun kepercayaan publik, karena semua data keuangan dapat diaudit dan diverifikasi.
- Jembatan antara teknologi dan etika zakat, karena setiap transaksi keuangan berorientasi pada kebermanfaatan sosial dan spiritual.
Dengan pendekatan ini, PT Mataer Digital Nusantara menjadikan sistem ERP bukan sekadar alat manajemen keuangan, melainkan pondasi dari digital shariah governance — sebuah sistem yang menjaga kejujuran, integritas, dan keberkahan dalam setiap rupiah yang dikelola oleh dunia pendidikan.
Tren Zakat Dari Sektor Pendidikan di Indonesia
Menurut Laporan BAZNAS 2024, total penghimpunan zakat nasional tahun 2023 mencapai Rp 33,7 triliun, dengan distribusi terbesar berasal dari:
- Zakat profesi: 45%
- Zakat perusahaan: 18%
- Zakat perdagangan & investasi: 12%
- Infaq dan sedekah: 25%
Dari total tersebut, sekitar 4–5% (± Rp 1,6 triliun) berasal dari lembaga pendidikan, universitas, dan sekolah Islam yang memiliki Unit Pengelola Zakat (UPZ) di bawah BAZNAS. Artinya, secara nasional kontribusi sektor pendidikan terhadap penghimpunan zakat berada di kisaran Rp 1,5–2 triliun per tahun.
1. Contoh dari Beberapa Universitas

| Universitas / UPZ | Jumlah Zakat Tersalurkan | Sasaran Utama |
| UPZ BAZNAS Universitas Indonesia (UI) | 12,3 | Beasiswa dhuafa, bantuan UKT, dana riset sosial |
| LAZ UIN Syarif Hidayatullah Jakarta (UIN Jakarta) | 8,7 | Mahasiswa miskin, pengabdian masyarakat, CSR kampus |
| UPZ Universitas Islam Indonesia (UII) | 4,1 | Beasiswa, pembangunan pesantren mitra |
| Lazis Universitas Muhammadiyah Yogyakarta (UMY) | 6,2 | Pendidikan & sosial masyarakat sekitar |
| Lazis Universitas Islam Negeri Sunan Kalijaga (UIN SUKA) | 3,8 | Beasiswa yatim & program kemanusiaan |
Jika dijumlahkan hanya dari 5 universitas besar, total penyaluran zakat tahun 2023 mencapai ± Rp 35 juta per universitas per bulan, atau sekitar Rp 35–40 miliar per tahun hanya dari perguruan tinggi Islam besar.
2. Tren Nasional (2018-2024)

Sumber: BAZNAS Statistical Report (2024), Puskas BAZNAS, dan Indonesia Zakat Outlook 2025.
3. Karakteristik Zakat Pendidikan
Zakat di sektor pendidikan memiliki dua bentuk:
- Zakat Institusional (Korporat) – zakat dari universitas melalui UPZ/LAZ internal.
- Zakat Personal Akademik – zakat profesi dari dosen, karyawan, dan alumni.
Distribusinya difokuskan untuk:
- Beasiswa mahasiswa miskin,
- Bantuan biaya kuliah (UKT),
- Pembangunan sarana pendidikan,
- Pengabdian masyarakat berbasis riset, dan
- Program digital literacy untuk pesantren atau sekolah dhuafa.
4. Relevansi untuk PT Mataer Digital Nusantara
Untuk perusahaan seperti PT Mataer Digital Nusantara, data ini penting karena:
- Menunjukkan potensi pasar ERP Syariah Pendidikan yang besar — universitas kini diwajibkan melaporkan penggunaan zakat dan CSR secara akuntabel.
- ERP yang memiliki modul ZISWAF digital bisa membantu lembaga pendidikan mencatat, mengelola, dan melaporkan zakat hingga miliaran rupiah per tahun dengan transparan.
- Dengan nilai zakat sektor pendidikan mencapai ± Rp 2 triliun per tahun, integrasi ERP dalam sistem pelaporan zakat bukan hanya relevan secara moral, tapi juga secara bisnis dan strategis.
Kesimpulan
Penelitian Driving Zakat Payment Decision in the Indonesian Zakat Institution memberikan pemahaman penting bahwa kepercayaan publik tidak dapat dibangun tanpa tiga komponen utama: audit yang kredibel, akuntabilitas yang konsisten, dan transparansi yang berkelanjutan. Prinsip yang sama sepenuhnya relevan bagi dunia pendidikan tinggi dan penyedia teknologi seperti PT Mataer Digital Nusantara.
Dalam konteks ERP pendidikan, sistem digital bukan hanya instrumen efisiensi administratif, tetapi juga representasi dari nilai-nilai moral dan spiritual lembaga pendidikan. Dengan mengadopsi nilai-nilai zakat dan audit syariah, PT Mataer Digital Nusantara dapat menjadi pionir dalam menciptakan ekosistem pendidikan digital yang tidak hanya efisien secara teknis, tetapi juga beretika dan berkeadilan.
Penutup reflektif: di era transformasi digital, audit tidak lagi sekadar angka dalam laporan keuangan, melainkan wujud amanah yang memastikan keberkahan, kejujuran, dan kepercayaan tetap hidup dalam sistem pendidikan modern.
DAFTAR PUSTAKA
Nurfittinani, A. N., & Mardian, S. (2025). Driving zakat payment decision in the Indonesian zakat institution: The role of shariah audit, accountability and trust. AZKA International Journal of Zakat & Social Finance (AZJAF), 6(2), 109–125. https://doi.org/10.51377/azjaf.vol6no2.220




