Dalam menghadapi tantangan global, pendidikan tinggi memiliki peran menciptakan sumber daya manusia yang unggul dan inovatif. Kolaborasi antara pemerintah dan institusi akademik menjadi kunci dalam menghadirkan kebijakan yang berkelanjutan untuk meningkatkan kualitas pendidikan dan juga untuk memastikan bahwa perguruan tinggi mampu menyesuaikan diri dengan kebutuhan industri dan masyarakat.
Dikutip dari cnnindonesia.com Presiden Prabowo Subianto mengundang para rektor serta pimpinan Perguruan Tinggi Negeri (PTN) dan Perguruan Tinggi Swasta (PTS) ke Istana Kepresidenan pada 13 Maret 2025. Agenda ini sebagai silaturahmi serta diskusi strategis antara pemerintah dan kalangan akademisi.
Deputi Bidang Protokol, Pers, dan Media Sekretariat Presiden, Yusuf Permana, menyatakan bahwa acara ini bertujuan untuk mempererat komunikasi antara pemerintah dan institusi pendidikan tinggi guna memperkuat kolaborasi strategis di bidang pendidikan, riset, dan inovasi.
“Dalam rangka memperkuat kolaborasi strategis di bidang pendidikan tinggi, riset, dan inovasi,” ucap Yusuf Permana.
Diskusi yang diadakan Presiden Prabowo dan kalangan akademisi juga digelar untuk membahas langkah-langkah dalam memperkuat dunia pendidikan dan arah kebijakan nasional. Selain itu dalam pertemuan ini permasalahan tunjangan kinerja (Tukin) dosen ASN yang belum dibayarkan menjadi sorotan.
Sekretaris Jenderal Kemendikti Saintek, Togar M. Simatupang, menegaskan bahwa pihaknya tidak dapat membayarkan tunjangan tersebut selama periode 2020-2024. Ia mengungkapkan bahwa Tukin dosen ASN Kemendikti Saintek selama periode itu tidak pernah dianggarkan dalam perencanaan keuangan negara. Kendala anggaran yang terus berulang ini menyoroti tantangan utama dalam tata kelola pendidikan tinggi di Indonesia, baik untuk PTN maupun PTS.
Dalam menghadapi keterbatasan anggaran dan minimnya dukungan dari pemerintah, PTS harus berinovasi agar tetap dapat memberikan pendidikan berkualitas. Melalui pemanfaatan Sistem Informasi Akademik SIAKAD 4.0 Mataer Digital perguruan tinggi dapat mengelola tata kekola dan manajemennya secara efisien.
SIAKAD 4.0 menawarkan berbagai fitur yang memungkinkan perguruan tinggi untuk meningkatkan efisiensi dalam pengelolaan akademik, mulai dari administrasi mahasiswa, perencanaan kurikulum, hingga sistem evaluasi. Dengan sistem ini, institusi pendidikan dapat menekan biaya operasional yang sebelumnya dialokasikan untuk administrasi manual yang kurang efisien.
Selain itu, pemanfaatan teknologi digital dalam tata kelola akademik juga membuka peluang bagi perguruan tinggi untuk meningkatkan layanan pendidikan secara lebih modern dan transparan. Dengan demikian, meskipun tantangan anggaran masih membayangi, perguruan tinggi tetap dapat beroperasi secara optimal dan memberikan pendidikan berkualitas bagi mahasiswa.
SIAKAD 4.0 menawarkan berbagai fitur yang memungkinkan perguruan tinggi untuk meningkatkan efisiensi dalam pengelolaan akademik, mulai dari administrasi mahasiswa, perencanaan kurikulum, hingga sistem evaluasi. Dengan sistem ini, institusi pendidikan dapat menekan biaya operasional yang sebelumnya dialokasikan untuk administrasi manual yang kurang efisien.
Selain itu, pemanfaatan SIAKAD 4.0 dalam tata kelola akademik juga membuka peluang bagi perguruan tinggi untuk meningkatkan layanan pendidikan secara lebih cepat dan transparan. Berdasarkan hasil internal Mataer Digital, SIAKAD 4.0 juga membantu perguruan tinggi mengoptimalkan efisiensi biaya operasional hingga 30%, dengan tingkat kepuasan efisiensi biaya operasional mencapai 83,5%. Hal ini terjadi karena Mataer Digital telah menyediakan tim IT khusus yang siap membantu untuk pengembangan dan pemeliharaan sistem secara berkelanjutan, sehingga kampus tidak perlu lagi adanya SDM khusus untuk pemeliharaan server
Dengan SIAKAD 4.0 dari Mataer Digital, institusi pendidikan tinggi dapat mengatasi berbagai kendala operasional sekaligus mempercepat transformasi digital di sektor pendidikan.Segera implementasikan SIAKAD 4.0, iInformasi lebih lanjut dapat menghubungi 0851 2109 5053 (Sifana).