Dikutip dari medcom.id Kementerian Perencanaan Pembangunan Nasional/Badan Perencanaan Pembangunan Nasional (Bappenas) meminta perguruan tinggi untuk memperkuat softskill para mahasiswanya agar lulusan perguruan tinggi memiliki kesiapan dan bekal untuk memasuki pasar kerja nantinya.
“Beberapa kali viral itu yang gen-z banyak di lay off (pecat) karena soft skillnya lemah,” ujar Amich Alhumami, Ph.D sebagai Deputi Bidang Pembangunan Manusia, Masyarakat dan Kebudayaan Kementerian PPN/Bappenas. Menurutnya, softskill menjadi bekal penting untuk mahasiswa dalam menentukan kesuksesan lulusan dari perguruan tinggi di dunia kerja dan perguruan tinggi menjadi salah satu pendukung penting dalam mendorong perekonomian sebuah negara.
Mengapa Softskill begitu penting?
Soft skills merupakan kemampuan yang dimiliki setiap individu yang berhubungan dengan komunikasi, keterampilan, pengelolaan dalam dirinya bekerja, dan kecerdasan sosial. Soft skill dapat membedakan antar mahasiswa di dunia kerja, apakah mereka dapat berkembang dan beradaptasi di lingkungan kerjanya atau tidak.
Di era saat ini yang semakin mengandalkan teknologi, beradaptasi dengan perubahan, berpikir kritis, dan kemampuan dalam bekerja dengan berbagai orang menjadi hal penting untuk para calon lulusan perguruan tinggi untuk terus mengembangkan soft skillnya. Sehingga, disinilah peran perguruan tinggi untuk mencetak generasi yang tidak hanya menguasai materi secara akademis, tetapi juga memiliki keterampilan sosial yang mendukung kesuksesan di dunia profesional.
Tantangan apa yang dihadapi perguruan tinggi terkait hal tersebut?
Adanya tuntutan untuk memperkuat softskill mahasiswa menjadi tantangan tersendiri bagi perguruan tinggi. Cukup banyak perguruan tinggi menyelenggarakan kegiatan akademik yang bertujuan untuk mengembangkan potensi dan softskill para mahasiswanya seperti, seminar, pelatihan, kuliah kerja nyata (KKN) dan lain-lain. Akan tetapi, masih banyak perguruan tinggi yang belum memaksimalkan penyelenggaraan kegiatan akademiknya, mulai dari penyampaian informasi yang tidak optimal, hingga proses pendaftaran yang tidak diketahui alurnya oleh mahasiswa.
Untuk memaksimalkan kegiatan akademik, perguruan tinggi membutuhkan sistem yang dapat mengakomodir berbagai kebutuhannya, salah satunya dengan kemudahan mengakses informasi secara cepat dan mudah. Untuk mewujudkan proses kegiatan akademik berjalan dengan baik, diperlukan sistem yang mumpuni, seperti SIAKAD 4.0 Mataer Digital aplikasi terintegrasi yang telah mengakomodir berbagai kebutuhan di perguruan tinggi, salah satunya adanya fitur kegiatan. Perguruan tinggi dapat memanfaatkan fitur kegiatan yang ada pada SIAKAD 4.0, sehingga mahasiswa dapat dengan mudah mengetahui kegiatan apa saja yang akan diselenggarakan oleh kampus. Bahkan mereka dapat mendaftarkan diri secara mudah dan cepat melalui SIAKAD 4.0 tanpa harus entri di bagian akademik.
Melalui fitur kegiatan SIAKAD 4.0, berbagai kegiatan yang ada di perguruan tinggi untuk meningkatkan softskill mahasiswa dapat lebih optimal, baik dari sisi informasi, alur pendaftaran, hingga penyampaian sertifikat yang didapat oleh mahasiswa yang sudah dapat diintegrasikan dengan fitur SKPI. Sehingga rekapan data kegiatan akademik lebih terorganisir.
Bagi mahasiswa yang telah memiliki berbagai sertifikat seperti sertifikat pelatihan, seminar, uji kompetensi dan lainnya, dapat diajukan secara mandiri melalui SIAKAD 4.0, bahkan mahasiswa dapat melihat status pengajuannya secara langsung didalam SIAKAD 4.0. Hal ini juga bisa menjadi salah satu nilai tambahan bagi mahasiswa untuk melamar pekerjaan, bahwa di SKPInya banyak kegiatan yang diikuti oleh mahasiswa tersebut. SIAKAD 4.0 ini tidak hanya memudahkan dalam pengoptimalan kegiatan akademik tetapi juga membantu perguruan tinggi menghadapi berbagai tantangan dan peningkatan kualitas layanan dan pengajarannya.
Tunggu apa lagi? segera optimalkan kampus anda dengan SIAKAD 4.0 yang mutakhir. Hubungi kami di 085731238294 untuk konsultasi dan demo gratis! Bersama-sama, kita wujudkan pendidikan tinggi yang unggul dan berdaya saing.
